Minggu, 20 November 2011

Mengandalakan amal untuk mencapai surga dan terbebas dari api neraka, adalah tanda dimana engkau termasuk golongan majusi. Dan beramal sebatas untuk memenuhi kewajiban, itu menunjukkan iman sebatas lisan.
Cintailah Alloh, pasti engkau akan dapatkan segalanya.
Orang yang sakit pastilah mencari obat untuk sembuh. Namun, apabila ia tak menghindari penyebabnya pastilah ia tidak akan pernah lepas dengan penyakitnya. Sama dengan orang yang hatinya sakit dan diperbudak olehnafsu syahwatnya, pasti akan diperbolak – balik hatinya oleh syaitan, kecuali ia menghindari penyebab kerusakan hati tersebut.
Siapa saja yang menanam kaktus, pastilah ia akan memanen kak berduri. Dan siapa yang menanam biji bunga matahari, pastilah ia akan memanen biji bunga matahari yang lebih banyak, dan pastilah mendapatkan keindahan bunga matahari.
Ragamu boleh melalang buana. Namun, dimanapun engkau berada tetapkan hatimu kepada Alloh SWT.
Iman itu berada di hati, sedang munafik itu ialah tanpa hati. Dan kafir itu tanpa lisan dan hati. Sedangkan musyrik itu menduakan Alloh.
Walaupun manusia itu tak mempunyai sedikitpun kekuasaan atas dirinya sendiri. Namun, manusia itu tidak boleh meninggalkan ikhtiar. Karena ikhtiar itu adalah termasuk kekuasaan Alloh dan merupakan jalan takdir Alloh SWT.
Apabila manusia hanya berpegang pada kekuatan dan kekuasaan Alloh yang maha dasyat dan tak terbatas tanpa ada usaha, maka ia telah melakukan ghurur yang nyata. Ibarat seseorang yang memiliki sepetak ladang tanpa ditanami benih padi, tapi mengharap dapat memanen padi yang bagus.

Sabtu, 19 November 2011

Ketergesaan dan kesenangan akan menghilangkan sumber hikmah dalam hati.
Kebajikan itu kadang seperti lampu yang cahayanya terang, tetapi asap dari sumbunya membuat hitam disekitarnya. Itulah amal kebajikan dengan riya’
Apabila tanah bumi di gali, dihilangkan semua tanah yang melapisinya. Maka akan muncul sumber air yang jernih. Begitu pula hati, apabila kotoran – kotoran hati di hilangkan, pasti terpancarlah sumber ilmu di dalamnya, terbukalah alam malakut dan hati itu akan menjadi medan tauhid.
Manusia itu ibarat sebuah lilin.
Manusia itu ibarat seorang musafir. Harta yang cukup, sebagai bekal perjalanannya. Namun, tak cukup itu saja, seorang musafir itu membutuhkan sebuah peta yang dapat member arah keman ia akan berjalan dan dimana tempat tujuannnya, dalam hal ini adalah agama. Tak cukup itu saja, mempunyai bekal dan peta petunjuk, namun tak dapat membaca peta. Pasti semua itu tetap tak ada gunanya. Maka seorang musafir itu membutuhkan ilmu dalam hal itu, ilmu yang dapat membantunya membaca peta. Ada bekal, ada peta dan cukup ilmu, itu masih belum cukup. Karena seorang musafir mempunyai tempet tujuan, maka kemanakah tujuan kita? Surga? Neraka?dunia? atau Allloh?
Jangan pernah berhenti pada satu maqam, jangan berhenti pada satu keadaan. Karena,semua itu telah ditetapkan, dan ketetapan Alloh tidak berhenti pada satu titik, yang menurut kita itu adalah titik perhentian.
Hidup itu memang pilihan, tapi perjalanan hidup itu telah ditetapkan. Niatkan ikhtiarmu kepada jalan akhirat, bukan sebagai membangun dunia.
Dunia adalah ladang akhirat….
Kusnudzon terhadap apa yang terjadi, berpikir di balik semua kejadian itu pasti ada hikmahnya, dan menetapkan dalam hati bahwa semua itu tlah di atur oleh Alloh. Dan Alloh pasti memberi yang terbaik bagi kita. InsyaAlloh semua itu adalah jalan syukur dan ikhlas. Dan syukur dan ikhlas adalah jalan kebahagiaan.