Sabtu, 19 November 2011

Manusia itu ibarat seorang musafir. Harta yang cukup, sebagai bekal perjalanannya. Namun, tak cukup itu saja, seorang musafir itu membutuhkan sebuah peta yang dapat member arah keman ia akan berjalan dan dimana tempat tujuannnya, dalam hal ini adalah agama. Tak cukup itu saja, mempunyai bekal dan peta petunjuk, namun tak dapat membaca peta. Pasti semua itu tetap tak ada gunanya. Maka seorang musafir itu membutuhkan ilmu dalam hal itu, ilmu yang dapat membantunya membaca peta. Ada bekal, ada peta dan cukup ilmu, itu masih belum cukup. Karena seorang musafir mempunyai tempet tujuan, maka kemanakah tujuan kita? Surga? Neraka?dunia? atau Allloh?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar