Senin, 07 September 2009

Kontrasepsi

BAB II

Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Secara garis besar terdapat 4 cara yakni tradisional, mekanis, hormonal, dan aborsi. Cara tradisional mencangkup 2 jenis yaitu selibat atau tidak hubungan seksual ( metode alami ) yang terbagi menjadi pantang berkala ( kalender ), coitus interuptus, metode temperatur, metode pemeriksaan lendir ( metode mucus ), metode simptotermal, dan yang kedua yaitu metode barier (penghalang), serta jamu – jamuan pencegah kehamilan.

1.Metode KB alami

Metode KB alami yaitu dengan kontrasepsi dengan cara tidak dilakukannya hubungan seksual ketika wanita dalam masa subur. Umumnya ovarium melepaskan sel telur sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode menstruasi meskipun sel telur hanya bertahan 12jam tetapi sperma dapat bertahan sampai 5 hari oleh karena itu pembuahan dapat terjadi mulai 5 hari sebelum sampai 12 jam ovulasi. Masing – masing metode KB alami memperkirakan waktu ketika telur dikeluarkan ( ovulasi ), metode kalender merupakan metode yang efektifitasnya paling kecil, metode temperatur, mucus/ lendir dan simptotermal merupakan metode yang lebih akurat dalam perkiraan waktu ovulasi.

A. Metode Kalender ( Pantang Berkala )

Metode ini tidak efektif untuk wanita yang mempunyai siklus menstuasi yang tidak teratur. Untuk menghitung kapan waktu hubungan seksual tidak boleh dilakukan ( pantang ). Seorang wanita menambahkan 18 hari dari siklus terpendek dan 11 hari pada siklus panjang dari 12 siklus menstruasi kedepan. Semakin panjang siklusnya, semakin lama juga wanita tidakboleh melakukan hubungan seksual. Hari pertama pada menstruasi dihitung sebagai hari pertama perhitungan.

B. MetodeTemperatur

Suhu tubuh wanita pada saat istirahat ( suhu tubuh basal ) mengukur sedikit demi sedikit 0,5 °c setelah sel telur dilepaskan. Untuk mengetahui suhu tubuh basal seorang wanita harus mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur. Seorang wanita pantang melakukan hubungan seksual mulai dari awal periode menstruasi sampai 72 jam suhu tubuh basal meningkat.

C. Pemeriksaan Lendir Vagina / Metode Mukus

Seorang wanita dapat menentukan masa suburnya dengan cara mengamati pengeluaran lendir dari vagina, jika memungkinkan pemeriksaan dilakukan beberapa kali setiap hari, dimulai dari hari setelah menstruasi berakhir. Bisa jadi tidak ada lendir yang keluar selama beberapa hari setelah menstruasi berakhir, tetapi kemudian akan muncul lendir yang kental dan keruh. Sesaat sebelum ovulasi lendir yang dikeluarkan akan semakin banyak, menjadi lebih encer, elastis ( dapat diregangkan jika manempel di jari ) dan akan lebih jernih menyerupai air ( seperti putih telur mentah ), ketika lendir vagina muncul hubungan seksual harus dihindari selama 3-4 hari setelah perubahan pada lendir vagina mengindikasikan terjadinya ovulasi.

D. Metode Simptotermal

Sperma dapat bertahan hidup dan membuahi sel telur sampai 5 hari setelah terjadi hubungan seksual. Metode ini adalah kombinasi antara pengecekan suhu tubuh dan pemeriksaan lendir vagina, dan juga sistem kalender. Wanita harus memperkatikan saat lendir vagina meningkat, menjadi kental, elastis serta jernih menyerupai air dan suhu tubuh meningkat. Saat itu sebaiknya wanita tidak boleh melakukan hubungan seksual mulai hari pertama sampai 72 jam setelah suhu tubuh naik dan lendir vagina berubah.

E. Senggama Terputus ( Coitus Interuptus )

Untuk mencegah sperma masuk ke vagina, pria menarik penisnya dari vagina sebelum terjadi ejakulasi ketika sperma keluar pada saat orgasme. Metode ini membutuhkan kontrol diri yang tinggi dari pria dan ketepatan waktu.


2. Metode Barier ( Penghalang )

A. Kondom, pria menggunakan kondom segera sebelum melakukan hubungan seksual dan membuangya setiap habis pakai. Reaksi alergi dan iritasi kondom lateks memberi perlindungan terhadap penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual. Selain itu kondom merupakan pelindung tipis yang menutupi penis yang terbuat dari karet / lateks yang merupakan satu – satunya kontrasepsi yang melindungi dari bakteri seperti syphilis dan gonorrhea serta virus HIV dan HPV. Metode ini membutuhkan kerjasama dari pasangan.

B. Diafragma dengan krim atau gel, merupakan karet setengah bola ( kubah ) dilengkapi penutup yang fleksibel dimasukkan ke vagina dan ditempatkan di leher rahim. Diafragma menghalangi sperma ke rahim kontrasepsi diafragma dapat digunakan oleh wanita sebelum melakukan hubungan seksual. Kemudian dibiarkan 24 jam. Diafragma yang menggunakan krim atau gel kontrasepsi dapat menyebabkan penempatan diafragma berantakan.

C. Spons, spons dapat dimasukkan dan efektif selama 24 jam. Spons harus dikeluarkan sebelum 30 jam dan setelah 6 jam.



3. Jamu – Jamuan Pencegah Kehamilan

Penggunaan jamu atau tumbuhan obat sudah lama dikenal di Indonesia, tumbuhan yang digunakan sebagi kontrasepsi tersebut mengandung senyawa – senyawa yang bersifat antifertilitas, antiesterogen, dan antiinplantasi baik pria maupun wanita.
Tanaman obat yang digunakan sebagai kontrasepsi tradisional adalah :

Pare ( momordica charantia )
Kunyit ( cuccuma domestica )
Kacang Ercos ( kacang Polong )
Kapas ( gossypium sp. )
Kembang Sepatu ( hibiscus Rosasinesis )
Ki Meyong ( maliotus philippensus )
Famili dari Leguminosae
Pacing ( costus specious )
Kemuning
Sirih ( piper betle )
Kayu Secang ( caesalpinia sappani )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar